Organ reproduksi yang sehat dibutuhkan untuk kesehatan reproduksi. Organ-organ reproduksi di dalam tubuh bisa rusak oleh Penyakit Menular Seksual (PMS)
yang mengakibatkan kemandulan (infertilitas). Baik pria ataupun wanita bisa memiliki masalah infertilitas bila terinfeksi Penyakit Menular Seksual.
Sexual Transmited Diseases, atau yang lebih sering disebut sebagai Penyakit
Menular Seksual (PMS) didefinisikan sebagai penyakit-penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis. Dekade terakhir ini, insidens PMS di berbagai negara di seluruh dunia mengalami peningkatan yang cukup cepat. Peningkatan insidens PMS dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut : Perubahan demografik, Fasilitas kesehatan yang tersedia kurang memadai, Pendidikan kesehatan dan pendidikan seksual kurang tersebar luas, Kontrol PMS belum dapat berjalan baik serta adanya perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Peningkatan kasus PMS dari waktu ke waktu, akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang sangat serius dan berdampak besar.
Penyebaran masalah kesehatan berbeda untuk tiap individu, kelompok dan masyarakat dibedakan atas tiga macam yaitu : Ciri-ciri manusia/karakteristik, tempat dan waktu. Salah satu faktor yang menentukan terjadinya masalah kesehatan di masyarakat adalah ciri manusia atau karakteristik yang termasuk dalam unsur karakteristik manusia antara lain: umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,status sosial ekonomi,ras/etnik,dan agama. Sedangkan dari segi tempat disebutkan penyebaran masalah kesehatan dipengaruhi oleh keadaan geografis, keadaan penduduk dan keadaan pelayanan kesehatan. Selanjutnya penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh kecepatan perjalanan penyakit dan lama terjangkitnya suatu penyakit. Faktor individu seperti gaya hidup, harga diri, pengendalian diri dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS menunjukkan bahwa secara statistik tidak mempunyai hubungan bermakna dengan variabel perilaku seksual. Diantara responden yang telah melakukan hubungan seksual pra-nikah, sebagian besar kurang memiliki harga diri, mempunyai campuran gaya hidup barat dan tradisional, mempunyai campuran pengendalian diri internal dan eksternal, dan rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.
Penyuluhan kesehatan bertujuan antara lain adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga atau masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajad kesehatan yang optimal. Peningkatan pengetahuan ini dianggap penting , karena dapat merupakan “gerbang” dalam upaya penanggulangan HIV /AIDS. Ketidaktahuan terhadap PMS termasuk HIV / AIDS bisa jadi merupakan salah satu penyebab terkenanya virus mematikan tersebut.
Anak Buah Kapal (ABK) merupakan kelompok yang terbiasa melakukan aktifitas seksualnya dengan pasangan yang tidak tetap, dengan tingkat mobilitas yang sangat tinggi di kelompok tersebut. Sehingga ABK merupakan kelompok risiko tinggi infeksi PMS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar