Senin, 18 Agustus 2008

PENERAPAN HOME CARE DI SULUT

PENERAPAN HOME CARE
DI SULUT

KATA PENGANTAR

"Tulisan ini memerlukan kritik dan masukkan dari anda. itu saja..."

Bitung, Agustus 2008

Penulis

PENDAHULUAN
Perubahan-perubahan yang telah terjadi dalam sistem perawatan kesehatan dalam dekade terakhir atau sesudahnya telah menyebabkan peningkatan pada jumlah pelayanan yang diberikan pada lingkungan perawatan pasien di rumah. Perubahan ini meningkatkan kebutuhan akan kemampuan perawat yang dapat memberikan pelayanan keperawatan di lingkungan komunitas atau rumah.
Dengan sistem ini, rumah sakit dapat menurunkan biaya dan bahkan mendapatkan penghasilan lebih dengan memantau dengan cermat jenis-jenis pelayanan yang mereka berikan dan dengan memulangkan pasien secepat mungkin. Sebagai akibatnya, pasien dipulangkan dan fasilitas perawatan ke rumah mereka atau ke lingkungan tempat tinggal atau ke fasilitas jangka panjang pada tahap yang lebih awal dalam proses penyembuhan dibandingkan di masa lalu. Peralatan teknik tingkat tinggi seperti infus dan suction, sudah menjadi bagian dan perawatan kesehatan di rumah.
Dengan makin banyaknya pelayanan perawatan kesehatan yang beralih ke komunitas, maka makin banyak perawat yang menemukan pekerjaan di luar rumah sakit dan bekerja di rumah pasien. Sebagai akibat dan perubahan dalam industri perawatan kesehatan, perawatàn kesehatan di rumah menjadi salah satu area praktik terbesar untuk perawat.
Di beberapa kota besar di Indonesia perawatan rumah telah menjadi bagian dari kebijakan rumah sakit sebagai salah satu bagian dari strategi untuk memperluas area pelayanan dan meningkatkan pendapatan rumah sakit.
Di propinsi sulawesi utara, home care sudah lama diterapkan. Namun penerapan ini belum dikelola degan baik dan masih berjalan sendiri-sendiri.

KONSEP DASAR HOME CARE

A. Pengertian
Secara umum Home care / home service adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien setelah dirawat di rumah sakit serta masyarakat umum yang dilakukan dirumah.
Sedangkan dari segi keperawatan ,
Home care adalah pelayanan keperawatan dan pengobatan yang dilaksanakan dirumah bagi pasien yang oleh karena keadaan fisiknya tidak memungkinkan datang ke rumah sakit.

B. Tujuan pelayanan :
1. Mendekatkan jangkauan pelayanan Rumah Sakit dengan memberikan pelayanan pemeriksaan dan perawatan di rumah
2. Meningkatkan pelayanan kepada pasien secara profesional di luar rumah sakit
3. Mempromosikan keberadaan Rumah Sakit kepada masyarakat umum

C. Manfaat home care :
Home care mempunyai manfaat bagi pasien dan keluarga sebagai berikut:
1. Perawatan dan pengobatan dilakukan di rumah
2. Pasien lebih mendapatkan perhatian keluarga
3. Menghemat waktu karena tidak perlu datang ke rumah sakit
4. Menghemat biaya karena tidak perlu membayar paket rawat inap kamar di rumah sakit

D.Pelayanan home care diberikan kepada :
1. Pasien setelah rawat inap
2. Pasien setelah melahirkan
3. Pasien yang memerlukan bimbingan rohani.
4. Pasien lanjut usia (lansia)
5. Bayi sehat/prematur

E. Jenis-jenis pelayanan
1. Pelayanan oleh dokter umum
2. Perawat
3. Bidan
4. Fisioterapi
5. Baby sitter/among sakit
6. Pembimbing rohani.

PENERAPAN DI SULUT
A. Bentuk penerapan
Pelayanan kesehatan dan sosial yang diberikan untuk pasien di rumah dilakukan oleh tim multidisipliner yang mencakup perawat, tenaga bantuan kesehatan di rumah, pekerja sosial dan fisioterapis. Perawatan diberikan dibawah petunjuk dokter dan diberikan secara intermiten atau paruh waktu.
Pelayanan perawatan kesehatan di rumah sangat jarang diberikan oleh lembaga-lembaga resmi. Kebanyakan dilakukan oleh kelompok perawat yang dibentuk oleh perawat sendiri, atau kelompok perawat dan dokter yang dibentuk oleh dokter atau hasil rembukan dengan perawat.
Lansia merupakan pengguna tersering dari pelayanan kesehatan rumah. Untuk mendapatkan pelayanan ini, pasien harus menderita sakit atau tidak dapat meninggalkan rumah, dan membutuhkan pelayanan keperawatan yang terampil. Asuhan keperawatan termasuk pengkajian status fisik, pikologis, sosial, dan lingkungan pasien secara menyeluruh. lntervensi keperawatan termasuk memberikan terapi intra vena / injeksi, pemberian makan dengan nutrisi parenteral total / NGT, atau melakukan pemasangan infus, memasang kateter, merawat luka, mengganti balutan dan memberikan perawatan dasar lain antara lain memandikan pasien.
Perawat menginstruksikan kepada pasien dan keluarga tentang strategi dan keterampilan perawatan diri dan juga tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti konsultasi gizi, program latihan, dan teknik penatalaksanaan stress.
Perawat mengelola dan mengevaluasi (manage dan evaluate) perawatan pasien. Terutama untuk pasien yang menderita penyakit yang serius yang mengalami kondisi yang kompleks dan labil dan berpotensi untuk dirawat kembali di rumah sakit. Perawat berperan sebagai manager kasus dan memantau pemberian perawatan yang diberikan kepada pasien di rumah mereka.
Pemeliharaan Kesehatan berbeda antara kelompok yang satu dengan yang lain. Perawat yang bekerja untuk lembaga rumah sakit melakukan kunjungan rumah untuk memberikan pelayanan keperawatan yang terampil bagi pasien dilakukan di rumah pasien bagi pasien yang dipulangkan dari rumah sakit dan mencegah pasien dirawat kembali di rumah sakit. Perawat klinik melakukan kunjungan rumah sebagai bagian tindak lanjut untuk pasien. Sedangkan Perawat dari puskesmas melakukan kunjungan rumah untuk memberikan panduan antisipasi bagi keluarga dengan risiko tinggi dan perawatan lanjutan untuk pasien dengan penyakit menular.
Memberikan asuhan keperawatan di rumah pasien
berbeda dengan memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit. Jika di rumah pasien mempunyai kontrol kecil untuk hal-hal yang terjadi pada mereka, dan
tingkat ketaatan pada mematuhi peraturan, tata tertib dan
jadwàl aktivitas perawatan sangat rendah. Hal ini dapat diperparah dengan intervensi keluarga yang kadangkala menganggap perawat sebagai bagian dari pekerja mereka karena merekalah yang mengeluarkan uang untuk menggaji perawat.
Di rumah sakit pasien tidur di tempat tidur rumah sakit dan menggunakan pakaian rumah sakit atau bajü tidur yang tampak sama dan pengobatan, perawatan, mandi dan obat pada waktu yang biasanya ditentukan oleh jadwal institusi dan bukan pada waktu yang sesuai untuk mereka. Meskipun mereka dapat memilih makanan dan menu harian, ada pembatasan piihan dalam jenis makanan yang ditawarkan pada mereka. Anggota keluarga dan teman-teman diizinkan untuk berkunjung sesuai kebijaksanaan rumah sakit.

B. Kurangnya otoritas
Secara umum di SULUT, perawat pada perawatan di rumah pasien, dianggap sebagai tamu dan membutuhkan izin untuk datang dan memberikan perawatan. Perawat mempunyai kontrol yang minimal terhadap gaya hidup, situasi kehidupan dan kegiatan kesehatan dari pasien yang mereka kunjungi. Kurangnya otoritas untuk mengambil keputusan secara penuh dapat menimbulkan konflik pada perawat dan menyebabkan masalah terhadap hubungan perawat – pasien/keluarga. Untuk dapat berhasil dalam bekerjasama dengan pasien, tidak peduli apapun keadaannya, penting bagi perawat untuk bersikap tidak menghakimi dan tetap menghargai terhadap kepercayaan pasien. Hal ini dapat dirasakan sulit oleh perawat jika gaya hidup pasien melibatkan aktivitas yang
menurut perawat berbahaya atau tidak dapat diterima, seperti kecanduan alkohol (orang SULUT banyak yang doyan ”minum”) atau obat dan makanan tertentu, apalagi mayoritas orang sulut mengkonsumsi jenis daging yang kadar lemaknya tinggi.

C. Situasi tempat perawatan
Kebersihan rumah pasien mungkin tidak sesuai dengan standar rumah sakit. Meskipun perawat dapat menyediakan pokok penyuluhan tentang mempertahankan pokok penyuluhan tentang mempertahankan lingkungan yang bersih, pasien dan keluarga yang menentukan apakah mereka mau atau tidak melakukan anjuran perawat. Perawat harus menerima kenyataan situasi tersebut dan memberikan perawatan yang dibutuhkan tanpa melihat kondisi kebersihan lingkungan.
Jenis peralatan dan perlengkapan atau sumber-sumber yang biasanya tersedia di lingkungan perawatan akut seringkali tidak tersedia di rumah pasien. Perawat harus melakukan improvisasi saat memberikan perawatan, seperti saat mengganti balutan atau. memasang kateter pasien di tempat tidur yang tidak dapat diubah posisinya dan tidak adanya meja di sisi tempat tidur..
Pengendalian terhadap infeksi sama pentingnya di rumah seperti di rumah sakit, tetapi dapat lebih menantang dan membutuhkan pendekatan yang lebih kreatif. Seperti dalam situasi apapun, penting artinya untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan perawatan langsuag pada pasien, bahkan di rumah yang tidak mempunyai air yang mengalir sekalipun. Jika teknik aseptik dibutuhkan di rumah pasien, penting sekali untuk merencanakan kegiatan ini sebelum pergi ke rumah pasien. Yang termasuk didalamnya adalah tindakan kewaspadaan universal, melakukan tindakan pencegahan isolasi jika diperlukan, dan da!am membuang sekresi dan ekskresi tubuh. Jika injeksi merupakan bagian dari perawatan yang diberikan, perawat menggunakan wadah yang tertutup untuk membuang jarum tersebut. Obat-obat yang disuntikan dan obat-obat lainnya harus disimpan di luar jangkuan anak-anak selama kunjungan dan disimpan di tempat yang aman jika obat-obat tersebut akan ditinggalkan di rumah pasien. Perawat yang melakukan prosedur invasif harus memperbarui imunisasi mereka.
Lingkungan rumah sering lebih banyak distraksi dibandingkan rumah sakit. Rumah dapat dipenuhi dengan suara dan luar dan dipenuhi orang dan barang.

D.Memulai rencana perawatan di rumah
Rencana perawatan di rumah dimulai ketika sudah ada perencanaan pemulangan pasien untuk perawatan di rumah .Perencanaan pemulangan dimulai ketika pasien masuk dalam rangka mempersiapkan pemulangan yang awal dan kebutuhan yang mungkin untuk perawatan tindak lanjut di rumah. Di tempat lain di dalam Sulut mungkin berbeda dalam proses pemulangan. Tapi di RS di Manado perawat berperan sebagai perencana pemulangan. Beberapa lembaga kesehatan mempunyai perawat yang bekerja dengan perencana pemulangan untuk memastikan bahwa kebutuhan pasien dipenuhi ketika pasien dipulangkan dan rumah sakit. Perawat menyiapkan pasien dan keluarganya untuk panduan antisipasi bagi keluarga dengan risiko tinggi untuk penemuan kasus, dan perawatan tindak lanjut untuk pasien dengan penyakit menular.
Pengembangan rencana pemulangan yang komprehensif membutuhkan kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan lembaga yang melakukan rujukan dan lembaga pelayanan masyarakat atau kesehatan rumah (terutama untuk pasien ODHA). Proses ini termasuk mengidentitikasi kebutuhan pasien dan menyusun rencana yang menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan ini. Komunikasi dan kerja sama dengan pasien dan keluarga sangat penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar