Sabtu, 25 Oktober 2008

Dukungan keluarga Terhadap Ibu Primipara

Hidup sehat seorang calon manusia baru dimulai sejak terjadinya pembuahan, kehamilan sampai pada proses melahirkan. Meskipun masyarakat dan budaya kita telah banyak berubah sejak beberapa tahun terakhir, begitu pula cara-cara perawatan ibu pra dan pasca melahirkan berubah, namun proses melahirkan secara alami itu sendiri tidak berubah sejak dahulu. Tidak ada kelahiran yang lebih indah daripada kelahiran seorang bayi, namun tidak ada peran yang lebih baik daripada peran orang tua dan tentu juga bayi itu sendiri.
Bagi ibu yang melahirkan, masa sembilan bulan yang berakhir dengan lahirnya bayi, merupakan saat yang luar biasa, yang dinantikan sekaligus dicemaskan. Lamanya tinggal di rumah sakit setelah melahirkan berbeda-beda mulai dari satu atau dua hari setelah melahirkan melalui vagina kecuali jika ada alasan medis untuk tinggal lebih lama. Rentang waktu kehamilan, persalinan dan hari-hari pertama kehadiran bayi memperlihatkan beberapa tantangan. Hal yang biasanya mudah, kini penuh dengan ketidakpastian. Kadang-kadang banyak orangtua yang mengantisipasi kelahiran anaknya dengan kesenangan, sering mereka tidak mempersiapkan perubahan-perubahan yang terjadi.
Laporan Badan Pusat StatiStik (BPS) tahun 2005 menyebutkan angka kematian ibu secara nasional sebesar 262 per 100 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi dari negara tetangga terdekat seperti Thailand (129/100 ribu), Malaysia (39/100 ribu) dan Singapura (6/100 ribu)
Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan antara lain oleh infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir. Hal tersebut diatas salah satunya terjadi karena ibu belum siap menjadi orangtua..
Menurut Singgih, Kondisi fisik diartikan karena ketidaksiapan si ibu melakukan perawatan bayi tersebut, baik secara material maupun immaterial. Dari tinjauan mental misalnya perkawinan terlalu muda, tidak adanya kesepakatan dengan si ayah bayi, dan perwakinan terpaksa. Sedang faktor sosialnya karena lingkungan tidak menghendaki kehadiran bayi tersebut. Bisa jadi, karena perkawinan yang tidak disetujui orang tua atau lingkungan yang lebih besar dalam hal ini sosial budaya tidak bisa menerima bayi tersebut. Selama ibu menjalani kehamilan harus mendapat dukungan baik dari suami, orangtua dan orang-orang terdekatnya. Dukungan ini akan membuat ibu mendapatkan suasana nyaman, terutama menjelang kelahiran bayi dan untuk kesiapan ibu merawat bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar