Ada beberapa elemen penting di dalam menunjang kesehatan manusia, diantaranya adalah air bersih dan sanitasi yang baik. Namun sayangnya saat ini pemenuhan akan kebutuhan air bersih dan sanitasi yang baik belum berjalan dengan baik . WHO menyatakan bahwa lebih dari 1,1 milyar orang pada wilayah pedesaan dan perkotaan kini kekurangan akses terhadap air minum dan 2,6 milyar orang tidak memiliki akses terhadap sanitasi dasar. Persoalan timbul ketika air yang tidak sehat ditambah dengan kurangnya sanitasi dasar serta perilaku hidup yang tidak sehat menjadi kebiasaan sehari-hari dari sebagian besar penduduk di negeri ini.
Dampak kesehatan dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap air bersih dan sanitasi diantaranya nampak pada anak-anak sebagai kelompok usia rentan, hal ini dapat dilihat dari kematian hampir 100 ribu balita/tahun akibat diare di Indonesia. Berdasarkan data dari BPS (2004) ternyata bahwa proporsi rumah tangga di perkotaan di Indonesia yang menggunakan septic tank dan cubluk adalah 80,45 persen dan di pedesaan sebesar 57,26 persen (tidak mempertimbangkan kualitas sarana) dengan tingkat kepemilikan jamban keluarga di perkotaan 73,13 persen dan di perdesaan 53,1 persen. Disamping itu, ternyata bahwa hanya 13,9 persen penduduk yang memiliki akses terhadap pengolah air limbah. Dengan kata lain, hanya sedikit sekali proporsi rumah tangga yang dapat mengolah sampah mereka.
Untuk mencapai hidup yang sehat, masyarakat selalu berinteraksi dengan 4 faktor, yaitu faktor lingkungan, perilaku individu dan masyarakat, pelayanan kesehatan, dan faktor bawaan (genetik). Lingkungan sehat yang diharapkan adalah suatu lingkungan hidup yang terencana, terorganisasi dinilai dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia, dikelola sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan. Ditinjau dari sudut kepentingan masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan masih banyak sekali masalah–masalah lingkungan yang perlu segera mendapat perhatian. Kebanyakan masyarakat, terutama terutama yang hidup di daerah pedesaan belum mengetahui bahwa banyak sekali masalah–masalah lingkungan disekitarnya mereka yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup mereka. Keadaan dan masalah lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat nampak sangat beragam. Berbagai faktor lingkungan yang merugikan belum dapat diatasi, yang penting artinya dalam peningkatan masyarakat itu sendiri. Ada juga faktor lingkungan yang bersifat menguntungkan, belum dapat ditangani dengan baik sebagai karakteristik kehidupan masyarakat, sifat–sifat dan kebiasaan, serta tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah.
Untuk mempertahankan kesehatan yang baik kita harus mencegah banyaknya ancaman yang akan mengganggu kesehatan kita. Ancaman yang paling berbahaya adalah kedunguan yaitu ketidaktahuan atau tahu tapi tidak mau melaksanakan. Ancaman lainnya terhadap kesehatan adalah pembuangan kotoran (faeces dan urina) yang tidak menurut aturan. Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat itu berbahaya. Karena itu akan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit lewat lalat, udara dan air. BAB di sembarangan tempat dapat berakibat : (i) gampang terkena penyakit yang disebarkan lewat lalat, udara, air bahkan lewat tangan, (ii) rasa malu dilihat orang lain, (iii) rentan terhadap serangan binatang buas, (iv) merugikan orang lain. Hal ini bertentangan dengan adat ketimuran kita Serta yang tidak kalah pentingnya adalah mengajak masyarakat membandingkan dengan desa lain yang kondisinya lebih jelek (tidak mampu), namun bisa membangun jamban keluarga tanpa bantuan orang lain .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar