Minggu, 10 Januari 2010

Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan therapy Diet pasien Diabetes Mellitus

Penyakit Kencing Manis atau Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang cukup familier di masyarakat Indonesia, tetapi tidak banyak dari kita yang memahami penyakit ini. Padahal dengan penanganan yang baik penderita kencing manis tidak akan mempunyai masalah yang berarti pada kualitas hidupnya. Seperti penyakit-penyakit kronis lainnya, misalnya : Hipertensi, Obesitas, Rematik, Hiper-cholesterolemia .
Kendala utama pada penanganan Diabetes Mellitus adalah kejenuhan. Pasien sering berganti metode pengobatan. Hal ini memang wajar dan manusiawi, tetapi hendaknya dipahami dulu apa sebenarnya Diabetes Mellitus itu. Hal ini penting diketahui supaya penderita bisa tetap berada pada jalur yang tepat, demi kualitas hidup yang optimal .
Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di negara berkembang, jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi utamanya pada terapi penyakit tidak menular termasuk diabetes. Adanya ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit ini dapat memberikan efek negatif yang sangat besar karena prosentase kasus penyakit penyakit tersebut diatas diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020. Penderita Diabetes melitus berdasarkan penelitian terakhir antara tahun 2001 dan 2005 di daerah Depok menunjukkan angka 14,7% dan di Makassar 2005 mencapai 12,5%.4 Suatu jumlah mengerikan yang akan menjadi beban bagi petugas kesehatan, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
Harus diingat bahwa kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang ditentukan oleh lima dimensi yang saling terkait, yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan dan faktor sosial ekonomi. Semua faktor adalah faktor penting dalam mempengaruhi kepatuhan sehingga tidak ada pengaruh yang lebih kuat dari faktor lainnya.
Diabetes melitus tipe-2 adalah kelompok Diabetes Mellitus akibat kurangnya sensitifitas jaringan sasaran (otot, jaringan adiposa dan hepar) berespon terhadap insulin. Penurunan sensitifitas respon jaringan otot, jaringan adiposa dan hepar terhadap insulin ini, selanjutnya dikenal dengan resistensi insulin dengan atau tanpa hiperinsulinemia. Faktor yang diduga menyebabkan terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia ini adalah adanya kombinasi antara kelainan genetik, obesitas, inaktifitas, faktor lingkungan dan faktor makanan. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan untuk itu diperlukan kesadaran bagi para penderita dan peranan dari keluarga yang cukup besar selain tentunya dari obat yang harus terus dikonsumsi.
Di rumah sakit, sumber daya manusia terbanyak yang berinteraksi secara langsung dengan pasien adalah perawat, sehingga kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh perawat dapat dinilai sebagai salah satu indikator baik buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit. Perawat merupakan bagian tim kesehatan yang sering kontak dengan pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar